Oleh Heriawan
Latar Belakang
Dewasa ini, industri percetakan sablon berkembang cukup
pesat pada beberapa kota di Indonesia. Sebagai contoh adalah di kota Bandung, di kota ini jumlah pengrajin kaos
sablon rumahan mencapai 800 orang dan jumlah produsen kaos sablon pabrikan
mencapai 100 buah (Kompas, 2008). Kaos-kaos sablon tersebut telah
didesain dengan beraneka motif, gambar, dan tulisan. Desain-desain tersebut
biasanya dibuat menggunakan sablon manual atau sablon digital. Dalam
perkembangannya, jenis sablon digital lebih maju dibanding jenis sablon manual.
Hal ini disebabkan jenis sablon digital lebih praktis dan dapat berproduksi
dengan harga yang murah meski jumlah pesanan sedikit, sedangkan jenis sablon
manual relatif lebih ribet dan jarang
yang mau berproduksi untuk jumlah pesanan sedikit.
Salah satu teknik yang
sering digunakan dalam sablon digital adalah teknik transfer paper, teknik ini diawali dengan menge-print gambar yang akan dijadikan desain
pada kertas transfer, meletakan gambar hasil print pada bagian kaos yang diinginkan, dan menge-press bagian atas kertas menggunakan
mesin heat press (Slamet Hariyadi, 2007). Keunggulan
teknik ini adalah prosesnya cepat, gambar yang dihasilkan sangat terang, full
colour, dapat digunakan diberbagai bahan
kain, seperti cotton, polyester, silk, dan kanvas. Namun, teknik ini masih memiliki kelemahan, yaitu
hasil sablonan tidak tahan lama, cepat luntur, dan mudah retak. Oleh karena
itu, penulis bermaksud menawarkan sebuah solusi inovatif untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu berupa konsep Green
Digital Printing.
Green Digital Printing merupakan sebuah konsep sablon digital dengan teknik transfer paper yang menggunakan tinta sablon campuran antara
tinta sablon asli dengan ekstrak getah pisang. Tinta sablon yang digunakan
sebagai campuran adalah jenis tinta waterbase,
seperti rubber, transparan, extender, super white, dan puff, mengingat tinta
jenis ini dapat larut dalam air seperti halnya ekstrak getah pisang. Ekstrak
getah pisang memiliki karakteristik unik, yaitu susah dihilangkan ketika menempel
pada pakaian, bahkan dengan pencucian berkali-kali menggunakan sabun atau
detergent sekalipun (Tim Penulis PPLH Seloliman,
2007). Berdasarkan realita tersebut, penambahan ekstrak getah pisang pada
tinta sablon atau yang penulis sebut dengan konsep green digital printing, dapat dijadikan solusi inovatif untuk
meningkatkan kualitas sablon transfer
paper pada industri sablon digital.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah memberikan
solusi inovatif terhadap permasalahan yang ada pada teknik transfer paper dalam industri sablon digital melalui konsep green digital printing.
Kondisi Kekinian Industri Sablon Digital dengan Teknik Transfer paper
Teknik transfer
paper merupakan sebuah teknik dalam sablon digital yang mentransfer motif,
gambar, atau tulisan dari kertas ke media sablon dengan cara pemberian panas.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik ini adalah komputer dengan software coreldraw atau photoshop, printer inkjet, transfer paper light
fabrics untuk kaos terang dan transfer
paper dark fabrics untuk kaos gelap, tinta sablon original ink, tinta pigmen, atau laser jet, dan media sablon.
Teknik transfer paper dibedakan
menjadi dua macam yaitu, transfer paper
standard yang biasa disebut
transfer paper clear dan transfer paper dark. Transfer paper standard biasanya digunakan
pada media sablon berupa kaos polos yang berwarna putih atau warna-warna
terang. Sementara untuk transfer paper
dark biasanya digunakan pada media sablon berupa kaos polos yang berwarna
gelap atau hitam.
Keuntungan
menggunakan teknik transfer paper
adalah prosesnya mudah dan cepat, desain full
colour, variasi bahan kaos sablon lebih banyak, yaitu cotton, polyester, policotton, silk, dan kanvas. Adapun kelemahannya yaitu, diperlukan perawatan khusus untuk kaos yang
disablon dengan teknik ini. Perawatan khusus yang dilakukan adalah pada saat
mencuci tidak dikucek atau bahkan disikat, tidak menggunakan bleach, tidak direndam terlalu lama,
tidak menggunakan dryer mechine, dan
tidak dipakai tidur. Hal tersebut harus dilakukan jika ingin desain sablon pada
kaos dapat bertahan lebih lama hingga 20 kali cucian (Anonim, 2010).
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Beberapa teknik sablon digital
dikembangkan untuk menghasilkan sablon yang berkualitas. Teknik-teknik tersebut akan penulis uraikan
dalam penjelasan berikut:
1.
Digital T-shirt Sublimation (DTS)
Teknik ini menggunakan tinta sublim. Langkah-langkah pengerjaannya hampir sama
dengan teknik transfer paper clear,
hanya saja membutuhkan temperatur dan waktu press
yang lebih lama, yaitu 330-350oC selama 60 detik. Sementara untuk
alat-alat yang dibutuhkan secara umum juga sama dengan teknik transfer paper, hanya saja membutuhkan
printer khusus tinta sublim (printer inkjet). Keunggulan teknik ini adalah
desain sablon yang dihasilkan lebih awet dan tidak mudah retak, hal itu dikarenakan
tinta sublim memiliki sifat mudah terserap serat kain. Namun kekurangan yang
ditimbulkan yaitu hanya baik digunakan dalam bahan polyester warna terang,
karena tidak ada tinta sublim putih. Bahan jenis ini juga cenderung kurang
disukai masyarakat tropis karena panas jika dipakai (Anonim, 2011).
2.
Teknik Duracotton (TD)
Dilihat dari namanya, teknik ini
menggunakan kertas khusus, yaitu kertas duracotton.
Lengkah-langkah pengerjaannya juga hampir sama dengan teknik transfer paper, hanya saja butuh
temperatur 200oC dan waktu 20 detik untuk menge-press. Keuntungan dari teknik ini adalah ketahanan sablon lebih
baik dibanding transfer paper, namun
ketahanannya tidak bertahan begitu lama, karena tetap dipengaruhi teknik
pencucian bahan dan juga warna yang dihasilkan tidak secerah teknik transfer paper (Anonim, 2011).
3.
Cotton Gel dan Gel Kaos Warna (CG)
Teknik ini menggunakan zat khusus untuk
melapisi media sablon ketika akan di-press,
yaitu cotton gel untuk media berbahan dasar katun dan gel kaos warna untuk
media selain katun. Kelebihan dari teknik ini adalah biaya atau cost-nya lebih murah dibandingkan transfer paper dan tentu saja hasil
sablonnya lebih tahan lama. Namun, kelemahannya adalah prosesnya lebih ribet
dan kualitas warna yang dihasilkan tidak sebaik transfer paper (Lordbroken,2011).
4.
Teknik Ecosolvent (TE)
Sesuai dengan namanya, teknik ini
menggunakan tinta khusus, yaitu tinta ecosolvent
ink dan kertas khusus stretch
ecosolvent. Peralatan yang digunakan juga berbeda, yaitu membutuhkan mesin wide format dan cutting plotter. Langkah-langkah pengerjaannya secara umum sama
dengan transfer paper, hanya saja
butuh temperatur 200oC untuk pengepresan. Keuntungannya adalah hasil
sablon yang dihasilkan stretchable (seperti
karet), full colour, tahan lama, dan
bisa untuk media apapun. Kendala terbesarnya adalah butuh investasi besar untuk
membeli mesin wide format dan cutting plotter (Sjamsuddin Suwanto, 2012).
5.
Teknik Flex (TFX)
Teknik ini membutuhkan kertas thermo flex, yaitu kertas cutting sticker khusus untuk kaos dan
alat potong khusus cutting plotter.
Langkah-langkah pengerjaanya meliputi desain mirror, memotong kertas bagian belakang yang tidak ada plastiknya
menggunakan cutting sticker,
meletakan kertas diatas kaos dengan posisi menghadap ke atas, dan menge-press selama 10 detik pada temperatur
150oC. Kelebihan teknik ini adalah hasil sablon tahan lama, proses
cepat, dan bisa dibahan kaos apa saja. Sedangkan untuk efek negatifnya adalah
hanya untuk mendesain warna solid, sementara untuk gradasi dan warna-warna lain
hasilnya tidak bagus (Anonim, 2011).
6.
Teknik Flock (TFK)
Dilihat dari namanya, teknik ini
membutuhkan kertas khusus untuk menyablon, yaitu kertas flock (kertas berserat fiber dan bertekstur seperti beludru). Jenis
tinta yang digunakan adalah tinta sublim. Sementara peralatan khususnya adalah
printer inkjet dan alat pemotong cutting plotter.Langkah pengerjaanya
meliputi desain, print mirror pada
kertas hvs atau inkjet, meletakan hasil print di atas kertas flock dengan posisi gambar menghadap ke
atas, mengepres pada temperatur 200oC selama 10 detik, memotong pola
dengan cutting plotter, meletakan
kertas flock di atas kaos dengan
posisi gambar menghadap ke atas, mengepres selama 10 detik pada temperatur 150oC.
Kelebihan teknik ini adalah hasil sablon tahan lama, full colour, dan bisa dibahan apapun. Kekurangannya adalah
pekerjaan lebih lama karena perlu dua kali press
dan modal lebih besar dibandingkan dengan transfer
paper karena butuh pembelian cutting plotter (Widhi Beka, 2010). Berikut ini penulis sajikan dalam bentuk tabel
perbandingan keunggulan teknik sablon antara solusi-solusi yang pernah ada dengan teknik transfer paper.
Tabel 1
Perbandingan
Keunggulan Teknik Sablon Transfer paper
dengan Teknik Sablon yang Lain
No
|
Aspek Keunggulan
|
Teknik Sablon yang Lain
|
Transfer paper
|
|||||
DTS
|
TD
|
CG
|
TE
|
TFX
|
TFK
|
|||
1.
|
Hasil sablon tahan lama
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
2.
|
Full Colour
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
3.
|
Warna Terang
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
4.
|
Proses Mudah
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
5.
|
Proses Cepat
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
6.
|
Investasi Murah
|
√
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
7.
|
Dapat Diberbagai Bahan
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
8.
|
Tidak Ada Batas Pesanan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
9.
|
Green
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan: √ (aspek terpenuhi) dan - (aspek tidak terpenuhi)
Green Digital Printing sebagai Solusi Inovatif
Green
Digital Printing seperti
yang telah penulis singgung pada latar belakang merupakan sebuah konsep sablon digital dengan teknik transfer paper yang menggunakan
tinta sablon campuran antara tinta sablon asli dan ekstrak getah pisang. Tinta
sablon yang digunakan sebagai campuran adalah jenis tinta waterbase, seperti rubber, transparan, extender, super white, dan
puff, mengingat tinta jenis ini dapat larut dalam air seperti halnya ekstrak
getah pisang. Ekstrak getah pisang memiliki karakteristik unik, yaitu susah
dihilangkan ketika menempel pada pakaian, bahkan dengan pencucian berkali-kali
menggunakan sabun atau detergent sekalipun (Tim
Penulis PPLH Seloliman, 2007).
Menurut penelitian, ekstrak getah pisang mengandung beberapa jenis fitokimia, seperti saponin,
flavonoid, lektin, kuinon, antrakuinon, dan tannin, serta tidak mengandung
alkaloid, steroid, dan triterpenoid (Budi, 2008). Berikut ini penulis
uraikan karakteristik dari masing-masing fitokimia yang ada di dalam getah
batang pisang.
1. Saponin
Saponin adalah glikosida, yaitu metabolit
sekunder yang banyak terdapat di alam, terdiri dari gugus gula yang berikatan
dengan aglikon atau sapogenin. Saponin berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai
sifat detergen yang baik, beracun bagi binatang berdarah dingin, mempunyai
aktivitas haemolisis, dan merusak sel darah merah, tidak beracun bagi binatang
berdarah panas, mempunyai sifat anti eksudatif, mempunyai sifat anti
inflamatori, dan mempunyai aplikasi yang baik dalam preparasi film fotografi (Anonim, 1990).
2. Flavonoid
Senyawa flavonoida adalah suatu senyawa fenol terbesar
yang ditemukan di alam. Senyawa ini merupakan zat warna ungu, merah, dan biru. Flavonoid
memiliki kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon dengan dua
cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3)
sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Senyawa
ini mempunyai kerangka jenis 2-fenilkroman dengan posisi orto pada cincin A dan
atom karbon yang terikat pada cincin B. Dari 1,3-diarilpropana dihubungkan oleh
jembatan oksigen membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin C) (Ross CW Salisbury FB, 1995).
3. Lektin
Lektin merupakan kelompok protein yang secara
spesifik dapat berikatan dengan bagian karbohidrat tertentu dari molekul
glikolipid atau glikoprotein. Mayoritas lektin adalah protein non enzim
sehingga tidak mempunyai fungsi katalitik, tetapi ada beberapa lektin yang
berlaku sebagai protein enzim dengan peranan katalitiknya. Fungsi lektin antara
lain sebagai molekul penanda pada sel (cell-cell-recognition).
Sebagai contoh, beberapa virus menggunakan lektin untuk menempelkan membran
selnya pada organisme inangnya saat proses infeksi. Selain itu lektin juga
bermanfaat dalam interaksi serbuk sari-kepala putik (pollen-stigma interactions), hubungan interaksi simbiosis (recognition of symbiotic partners),
contoh interaksi antara Rhizobium dengan tumbuhan inang leguminoseae spesifik,
mekanisme pertahanan tumbuhan, dan agen mitogenesis atau memicu terjadinya
mitosis pada sel (Hyderabad et all, 2010).
4. Kuinon
Kuinon adalah senyawa yang memiliki
struktur dionesiklik terkonjugasi penuh, seperti struktur dalam benzokuinon.
Kuinon biasanya dibentuk dari oksidasi amina aromatis, fenol polihidrat, dan
hidro karbon polinuklear. Karakteristik reaksi yang paling penting dari kuinon
adalah reduksi menjadi bentuk dihidroksi yang sesuai. Dalam larutan asam,
p-benzokuinon direduksi secara reversible menjadi hidrokuinon (C6H6O2). Hidrokuinon digunakan secara principal sebagai pereaksi
pengembangan dalam bidang fotografi. Padatan dengan warna kuning terang dan bau
yang menyengat tajam, sedikit larut dalam air, dan meleleh pada suhu 115oC
adalah ciri-ciri benzokuinon. Sedangkan hidrokuinon adalah padatan putih kristal,
larut dalam air dan alkohol. Benzokuinon, kadang-kadang secara sederhana
disebut kuinon, yang merupakan dua isomer siklo heksa diene dione.
Senyawa-senyawa ini memiliki rumus molekul C6H4O2 (Kröger A Lancaster CR, 2010).
5.
Antrakuinon
Senyawa
antrakuinon dan turunannya seringkali bewarna kuning sampai merah sindur
(oranye). Senyawa ini larut dalam air panas atau alkohol encer. Penelitian menunjukkan bahwa turunan antrakuinon yang tereduksi, misalnya oksantron,
antranol, dan antron dapat berada dalam dalam keadaan bebas (tidak terikat
dengan senyawa gula dalam bentuk glikosida) dan dapat pula dalam bentuk
glikosida. Turunan antrakuinon
tersebut berfungsi sebagai aglikon (Anonim,
2011).
6.
Tannin
Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara
500-3000, tannin mempunyai sifat yang baik dan cepat mengikat protein dan
makromolekul lainnya sehingga tannin bisa mengendapkan protein maupun
makromolekul lainnya dari larutan. Secara kimia, tannin sangat kompleks dan
biasanya dibagi ke dalam dua grup, yaitu hydrolyzable tannin dan condensed
tannin. Hydrolyzable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan
terdapat di beberapa legume tropika seperti Acasia sp. Condensed
tannin paliing banyak menyebar di tanaman dan dianggap sebagai tannin tanaman. (Intan Nursiam,
2011).
Selain itu, tannin merupakan polifenol alami yang selama ini banyak digunakan sebagai
bahan perekat tipe eksterior. Senyawa ini banyak ditemukan pada bagian kulit
kayu. Ikatan kimia yang terjadi antara tanin dan protein atau polimer dengan polimer lainnya terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen. Tanin juga memiliki
sifat yang mampu larut dalam air atau alkohol, karena tanin banyak mengandung fenol yang
memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, dan mengandung zat yang bersifat anti rayap dan anti jamur (Carter
et all, 1978).
Berikut ini penulis sajikan dalam bentuk tabel hubungan
karakteristik fitokimia getah batang pisang dengan daya ikat getah pada kain.
Tabel 2
Hubungan Karakteristik Fitokimia Getah Batang Pisang dengan
Daya Ikat Getah pada Kain
No
|
Kandungan Fitokimia
|
Karakteristik yang Mendukung Daya Ikat pada
Kain
|
Hubungan dengan daya ikat
|
1.
|
Saponin
|
-
|
-
|
2.
|
Flavonoid
|
-
|
-
|
3.
|
Lektin
|
- interaksi serbuk sari dengan kepala putik dan interaksi simbiosis
antara Rhizobium dengan tumbuhan inangnya
|
√√
|
4.
|
Kuinon
|
-
|
-
|
5.
|
Antrakuinon
|
-
|
-
|
6.
|
Tannin
|
Senyawa yang digunakan
sebagai bahan perekat tipe eksterior
dan dan cepat mengikat
molekul protein dan makromolekul lainnya
|
√√√
|
Keterangan: √√√ (besar), √√ (sedang), √ (kecil), dan – (tidak ada)
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa senyawa tannin
memiliki potensi daya ikat paling besar terhadap kain. Selain itu, ada senyawa lain yang juga berpotensi menambah daya ikat
tinta sablon
pada kain, yaitu senyawa lektin.
Sedangkan senyawa saponin, flavonoid,
kuinon, dan antrakuinon tidak
ada data yang mengindikasikan adanya
sifat daya ikat. Di samping itu, batang
pisang merupakan limbah perkebunan yang hampir tidak memiliki nilai ekonomi,
sehingga biaya produksinya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
yang harus dikeluarkan untuk membeli penguat tinta dari zat-zat kimia.
Dampaknya, penggunaan bahan-bahan kimia sebagai
penguat tinta sablon menjadi berkurang.
Berikut
adalah tabel perbandingan keunggulan antara teknik transfer paper dengan konsep green
digital printing (GDP) dan teknik transfer paper biasa (TP) serta teknik
sablon digital yang lain.
Tabel 3
Perbandingan
Keunggulan antara Teknik Transfer Paper
dengan Konsep Green Digital Printing
(GDP) dan Teknik Transfer Paper Biasa (TP) serta Teknik Sablon Digital yang Lain
No
|
Aspek Keunggulan
|
Teknik Sablon yang Lain
|
TP
|
GDP
|
|||||
DTS
|
TD
|
CG
|
TE
|
TFX
|
TFK
|
||||
1.
|
Hasil sablon tahan lama
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
2.
|
Full Colour
|
-
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
3.
|
Warna Terang
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
4.
|
Proses Mudah
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
5.
|
Proses Cepat
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
6.
|
Investasi Murah
|
√
|
√
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
√
|
7.
|
Dapat Diberbagai Bahan
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
8.
|
Tidak Ada Batas Pesanan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
9.
|
Green
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
√
|
Keterangan: √ (aspek terpenuhi) dan - (aspek tidak terpenuhi)
Pihak-pihak yang dapat Membantu Implementasi Green Digital Printing
Agar gagasan ini dapat
diaplikasikan dalam kenyataan, maka perlu adanya koordinasi yang baik antara
beberapa pihak. Pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu inplementasi green
digital printing diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Industri Sablon Digital
Sebagai pengguna utama ekstrak getah pisang.
2. Pemilik Perkebunan Pisang
Sebagai pemilik bahan baku ekstrak getah pisang.
3. MasyarakatUmum
Sebagai pengolah bahan baku menjadi bahan siap pakai.
4. LIPI atau BPLH
Sebagai penguji dan penjamin kualitas bahan siap pakai yang
dihasilkan.
5. Pemerintah Daerah Setempat
Sebagai pendukung implementasi green
digital printing.
Langkah-langkah Implementasi Green Digital Printing
Adapun
langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk merealisasikan konsep green digital printing pada teknik transfer paper dalam industri sablon
digital yaitu sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur ini untuk meyakinkan argument mengenai konsep green digital printing dalam meningkatkan
kualitas hasil sablon transfer paper
dan sebagai bahan referensi dalam penerapan konsep green digital printing.
2. Observasi dan Wawancara
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui lebih dekat
permasalahan yang ada dalam industri sablon digital khususnya yang menggunakan
teknik transfer paper dan untuk
memperkirakan jumlah limbah batang pisang yang dihasilkan oleh perkebunan
pisang.
3. Pengujian Sampel
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui kadar tannin
dan lektin dalam getah pisang dan untuk menentukan formula yang tepat dalam proses
pencampuran sehingga dapat dihasilkan produk sablon yang berkualitas.
4. Riset Pengembangan Produk
Di dalam langkah ini akan diteliti mengenai mekanisme
produksi, desain produk, biaya produksi, dan peningkatan kualitas produk agar
dapat diproduksi dalam jumlah besar.
5. Sosialisasi
Langkah ini ditujukan untuk memperkenalkan konsep green digital printing pada masyarakat
luas.
Adapun mekanisme produksi yang penulis tawarkan adalah
sebagai berikut:
KESIMPULAN
Gagasan Penulis
Gagasan
penulis untuk meningkatkan kualitas sablon digital dengan teknik transfer paper adalah melalui penerapan
konsep Green digital printing. Konsep
ini menggunakan tinta campuran antara tinta sablon asli dengan dengan ekstrak
getah pisang. Ekstrak getah pisang digunakan sebagai bahan campuran karena
mengandung senyawa fitokimia tannin dan lektin. Tannin memiliki karakteristik cepat mengikat molekul protein dan makromolekul lainnya
serta biasa digunakan
sebagai bahan perekat tipe eksterior. Sedangkan lektin dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk proses interaksi serbuk sari dengan kepala putik (pollen-stigma interactions) atau interaksi simbiosis (recognition of symbiotic partners) rhizobium dengan tumbuhan inangnya.
Teknik Implementasi Gagasan
Teknik
implementasi gagasan yang penulis tawarkan meliputi studi literatur, observasi
dan wawancara, pengujian sampel, riset pengembangan produk, dan sosialisasi.
Prediksi Hasil
Prediksi
hasil penerapan konsep green digital
printing dengan teknik transfer paper
dalam industri sablon digital adalah hasil sablon menjadi green, sukar retak, sukar pudar, dan lebih tahan lama tanpa
menghilangkan kelebihan teknik transfer
paper sebelumnya yaitu, investasi murah, dapat diberbagai bahan, tidak ada
batas pesanan, proses sablon cepat dan mudah, warna sablon terang, dan dapat full colour.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1990.Saponin
untuk Pembasmi Hama Udang.<http://www.iptek.net. id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=3&doc=3d7>
Diunduh 20 Februari 2012.
Anonim.2010.Cara
Sablon Kaos dengan Transfer Paper.<http://www.scribd.
com/doc/27840927/Cara-Sablon-Kaos-Dengan-Transfer-paper>. Di unduh 3
Februari 2012.
Anonim.2010.Sablon
Sparasi pada Kaos.<http://gallerydigital.blogdetik.com/
tag/katun-coating/>. Diunduh 4 Februari 2012.
Anonim.2011.Apa
Definisi Glikosida Antrakuinon.<http://www.artikelkimia. info/apa-definisi-glikosida-antrakuinon-51301515092011>
Diunduh 14 Februari 2012.
Anonim.2011.Sablon
Digital Kaos.<http://grafika.merbabu.com/2011/03/19/
sablon-digital-kaos/>. Diunduh 14 Februari 2012.
Anonim.2011.Sablon
Kaos Bahan Flex.<http://sentradigitalsablon.com/2011/
12/21/sablon-kaos-bahan-flex/> Diunduh 16 Februari 2012.
Anonim.2011.Sablon
Kaos Digital Sublimation.<http://alatsablondigital.com/
sablon-kaos-digital-sublimation>. Diunduh 4 Februari 2012.
Beka, Widhi.2010.Proses
Flock pada Sablon Kaos.<http://haxims.blogspot.
com/2011/05/cara-proses-sablon-flock-pada-sablon.html> Diunduh 14
Februari 2012.
Carter et all.1978.Functional
Stability of Retinal Ganglion Cells after Degeneration-Induced Changes in Synaptic
Input.<http://www. jneurosci.org/content/28/25/6526.full.pdf>.
Diunduh 20 Februari 2012.
Hariyadi,
Slamet.2007.Seni Desain Tracing CorelDRAW X3+CD.Jakarta:Elex
Media.
Hyderabad et all.2010.Thermodynamic analysis of porphyrin binding
to Momordica charantia (bitter gourd) lectin.<http://id.wikipedia.org/ wiki/Lektin> Diunduh
20 Februari 2012.
Kompas.2008.Sejarah Distro Yang ada
di Bandung.<http://pusatkaos.wordpress.
com/tag/pesan-kemeja-perusahaan/>. Diunduh 3 Februari 2012.
Lancaster CR, Kröger
A.2010.Succinate:
quinone oxidoreductases: new insights from X-ray crystal structures.<http://id.wikipedia.org/wiki/Kuinon>. Diunduh 14 Februari 2012.
Lordbroken.2011.Usaha
Sablon Kaos Digital.<http://lordbroken.wordpress.
com/2011/05/03/usaha-sablon-kaos-digital/>. Diunduh 4 Februari 2012.
Nursiam,
Intan.2011.Anti Nutrisi dan Mycotoksin.<http://intan nursiam.word press.com/2011/03/05/antinutrisi-dan-mycotoksin/>
Diunduh 14 Februari 2012.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan,
Jilid 2.<http://id.wikipedia.org/wiki/Flavonoid>
Diunduh 20 Februari 2012.
Tim
Penulis PPLH Seloliman.2007.mari MELUKIS
dengan PEWARNA ALAMI. Mojokerto:PPLH Seloliman.
Mas Heriawan,saya bisa minta no telpnya??
BalasHapusBuat apa yah?
Hapusmaaf mas, apakah sudah menjual jenis tinta tersebut?
BalasHapusMas Heriawan.. apa bisa minta detail pembuatannya, atau bersedia join untuk produksi bersama green digital printing ini mas??
BalasHapusmaaf kka , boleh minta detail pembuatan ny gga ??
BalasHapuskalo boleh inbox di email saya dong :D
terimakasih sebelumnya kka :D