Assalamu'alaikum Fren

Semoga Bermanfaat

Jumat, 20 April 2012

GREEN DIGITAL PRINTING SEBAGAI SOLUSI INOVATIF MENINGKATKAN KUALITAS SABLON TRANSFER PAPER PADA INDUSTRI SABLON DIGITAL


Oleh Heriawan

Latar Belakang

Dewasa ini,  industri percetakan sablon berkembang cukup pesat pada beberapa kota di Indonesia. Sebagai contoh adalah di kota Bandung, di kota ini jumlah pengrajin kaos sablon rumahan mencapai 800 orang dan jumlah produsen kaos sablon pabrikan mencapai 100 buah (Kompas, 2008). Kaos-kaos sablon tersebut telah didesain dengan beraneka motif, gambar, dan tulisan. Desain-desain tersebut biasanya dibuat menggunakan sablon manual atau sablon digital. Dalam perkembangannya, jenis sablon digital lebih maju dibanding jenis sablon manual. Hal ini disebabkan jenis sablon digital lebih praktis dan dapat berproduksi dengan harga yang murah meski jumlah pesanan sedikit, sedangkan jenis sablon manual relatif  lebih ribet dan jarang yang mau berproduksi untuk jumlah pesanan sedikit.
Salah satu teknik yang sering digunakan dalam sablon digital adalah teknik transfer paper, teknik ini diawali dengan menge-print gambar yang akan dijadikan desain pada kertas transfer, meletakan gambar hasil print pada bagian kaos yang diinginkan, dan menge-press bagian atas kertas menggunakan mesin heat press (Slamet Hariyadi, 2007). Keunggulan teknik ini adalah prosesnya cepat, gambar yang dihasilkan sangat terang,  full colour, dapat digunakan diberbagai bahan kain, seperti cotton, polyester, silk, dan kanvas. Namun, teknik ini masih memiliki kelemahan, yaitu hasil sablonan tidak tahan lama, cepat luntur, dan mudah retak. Oleh karena itu, penulis bermaksud menawarkan sebuah solusi inovatif untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu berupa konsep Green Digital Printing.
Green Digital Printing merupakan sebuah konsep sablon digital dengan teknik transfer paper yang menggunakan tinta sablon campuran antara tinta sablon asli dengan ekstrak getah pisang. Tinta sablon yang digunakan sebagai campuran adalah jenis tinta waterbase, seperti rubber, transparan, extender, super white, dan puff, mengingat tinta jenis ini dapat larut dalam air seperti halnya ekstrak getah pisang. Ekstrak getah pisang memiliki karakteristik unik, yaitu susah dihilangkan ketika menempel pada pakaian, bahkan dengan pencucian berkali-kali menggunakan sabun atau detergent sekalipun (Tim Penulis PPLH Seloliman, 2007). Berdasarkan realita tersebut, penambahan ekstrak getah pisang pada tinta sablon atau yang penulis sebut dengan konsep green digital printing, dapat dijadikan solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas sablon transfer paper pada industri sablon digital.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan yang ada pada teknik transfer paper dalam industri sablon digital melalui konsep green digital printing.


Kondisi Kekinian Industri Sablon Digital dengan Teknik Transfer paper

Teknik transfer paper merupakan sebuah teknik dalam sablon digital yang mentransfer motif, gambar, atau tulisan dari kertas ke media sablon dengan cara pemberian panas. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik ini adalah komputer dengan software coreldraw atau photoshop, printer inkjet, transfer paper light fabrics untuk kaos terang dan transfer paper dark fabrics untuk kaos gelap, tinta sablon original ink, tinta pigmen, atau laser jet, dan media sablon. Teknik transfer paper dibedakan menjadi dua macam yaitu, transfer paper standard yang biasa disebut transfer paper clear dan transfer paper dark. Transfer paper standard biasanya digunakan pada media sablon berupa kaos polos yang berwarna putih atau warna-warna terang. Sementara untuk transfer paper dark biasanya digunakan pada media sablon berupa kaos polos yang berwarna gelap atau hitam.


Keuntungan menggunakan teknik transfer paper adalah prosesnya mudah dan cepat, desain full colour, variasi bahan kaos sablon lebih banyak, yaitu cotton, polyester, policotton, silk, dan kanvas. Adapun kelemahannya yaitu, diperlukan perawatan khusus untuk kaos yang disablon dengan teknik ini. Perawatan khusus yang dilakukan adalah pada saat mencuci tidak dikucek atau bahkan disikat, tidak menggunakan bleach, tidak direndam terlalu lama, tidak menggunakan dryer mechine, dan tidak dipakai tidur. Hal tersebut harus dilakukan jika ingin desain sablon pada kaos dapat bertahan lebih lama hingga 20 kali cucian (Anonim, 2010).

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Beberapa teknik sablon digital dikembangkan untuk menghasilkan sablon yang berkualitas. Teknik-teknik tersebut akan penulis uraikan dalam penjelasan berikut:
1.      Digital T-shirt Sublimation (DTS)
Teknik ini menggunakan tinta sublim. Langkah-langkah pengerjaannya hampir sama dengan teknik transfer paper clear, hanya saja membutuhkan temperatur dan waktu press yang lebih lama, yaitu 330-350oC selama 60 detik. Sementara untuk alat-alat yang dibutuhkan secara umum juga sama dengan teknik transfer paper, hanya saja membutuhkan printer khusus tinta sublim (printer inkjet). Keunggulan teknik ini adalah desain sablon yang dihasilkan lebih awet dan tidak mudah retak, hal itu dikarenakan tinta sublim memiliki sifat mudah terserap serat kain. Namun kekurangan yang ditimbulkan yaitu hanya baik digunakan dalam bahan polyester warna terang, karena tidak ada tinta sublim putih. Bahan jenis ini juga cenderung kurang disukai masyarakat tropis karena panas jika dipakai (Anonim, 2011).
2.      Teknik Duracotton (TD)
Dilihat dari namanya, teknik ini menggunakan kertas khusus, yaitu kertas duracotton. Lengkah-langkah pengerjaannya juga hampir sama dengan teknik transfer paper, hanya saja butuh temperatur 200oC dan waktu 20 detik untuk menge-press. Keuntungan dari teknik ini adalah ketahanan sablon lebih baik dibanding transfer paper, namun ketahanannya tidak bertahan begitu lama, karena tetap dipengaruhi teknik pencucian bahan dan juga warna yang dihasilkan tidak secerah teknik transfer paper (Anonim, 2011).
3.      Cotton Gel dan Gel Kaos Warna (CG)
Teknik ini menggunakan zat khusus untuk melapisi media sablon ketika akan di-press, yaitu cotton gel untuk media  berbahan dasar katun dan gel kaos warna untuk media selain katun. Kelebihan dari teknik ini adalah biaya atau cost-nya lebih murah dibandingkan transfer paper dan tentu saja hasil sablonnya lebih tahan lama. Namun, kelemahannya adalah prosesnya lebih ribet dan kualitas warna yang dihasilkan tidak sebaik transfer paper (Lordbroken,2011).
4.      Teknik Ecosolvent (TE)
Sesuai dengan namanya, teknik ini menggunakan tinta khusus, yaitu tinta ecosolvent ink dan kertas khusus stretch ecosolvent. Peralatan yang digunakan juga berbeda, yaitu membutuhkan mesin wide format dan cutting plotter. Langkah-langkah pengerjaannya secara umum sama dengan transfer paper, hanya saja butuh temperatur 200oC untuk pengepresan. Keuntungannya adalah hasil sablon yang dihasilkan stretchable (seperti karet), full colour, tahan lama, dan bisa untuk media apapun. Kendala terbesarnya adalah butuh investasi besar untuk membeli mesin wide format dan cutting plotter (Sjamsuddin Suwanto, 2012).
5.      Teknik Flex (TFX)
Teknik ini membutuhkan kertas thermo flex, yaitu kertas cutting sticker khusus untuk kaos dan alat potong khusus cutting plotter. Langkah-langkah pengerjaanya meliputi desain mirror, memotong kertas bagian belakang yang tidak ada plastiknya menggunakan cutting sticker, meletakan kertas diatas kaos dengan posisi menghadap ke atas, dan menge-press selama 10 detik pada temperatur 150oC. Kelebihan teknik ini adalah hasil sablon tahan lama, proses cepat, dan bisa dibahan kaos apa saja. Sedangkan untuk efek negatifnya adalah hanya untuk mendesain warna solid, sementara untuk gradasi dan warna-warna lain hasilnya tidak bagus (Anonim, 2011).
6.      Teknik Flock (TFK)
Dilihat dari namanya, teknik ini membutuhkan kertas khusus untuk menyablon, yaitu kertas flock (kertas berserat fiber dan bertekstur seperti beludru). Jenis tinta yang digunakan adalah tinta sublim. Sementara peralatan khususnya adalah printer inkjet dan alat pemotong cutting plotter.Langkah pengerjaanya meliputi desain, print mirror pada kertas hvs atau inkjet, meletakan hasil print di atas kertas flock dengan posisi gambar menghadap ke atas, mengepres pada temperatur 200oC selama 10 detik, memotong pola dengan cutting plotter, meletakan kertas flock di atas kaos dengan posisi gambar menghadap ke atas, mengepres selama 10 detik pada temperatur 150oC. Kelebihan teknik ini adalah hasil sablon tahan lama, full colour, dan bisa dibahan apapun. Kekurangannya adalah pekerjaan lebih lama karena perlu dua kali press dan modal lebih besar dibandingkan dengan transfer paper karena butuh pembelian cutting plotter (Widhi Beka, 2010). Berikut ini penulis sajikan dalam bentuk tabel perbandingan keunggulan teknik sablon antara solusi-solusi yang pernah ada dengan teknik transfer paper.

Tabel 1
Perbandingan Keunggulan Teknik Sablon Transfer paper dengan Teknik Sablon yang Lain
No
Aspek Keunggulan
Teknik Sablon yang Lain
Transfer paper
DTS
TD
CG
TE
TFX
TFK
1.
Hasil sablon tahan lama
-
2.
Full Colour
-
-
3.
Warna Terang
-
-
-
4.
Proses Mudah
-
-
5.
Proses Cepat
-
-
-
-
6.
Investasi Murah
-
-
-
7.
Dapat Diberbagai Bahan
-
8.
Tidak Ada Batas Pesanan
9.
Green
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: √ (aspek terpenuhi) dan  - (aspek tidak terpenuhi)

Green Digital Printing sebagai Solusi Inovatif

Green Digital Printing seperti yang telah penulis singgung pada latar belakang merupakan sebuah konsep sablon digital dengan teknik transfer paper yang menggunakan tinta sablon campuran antara tinta sablon asli dan ekstrak getah pisang. Tinta sablon yang digunakan sebagai campuran adalah jenis tinta waterbase, seperti rubber, transparan, extender, super white, dan puff, mengingat tinta jenis ini dapat larut dalam air seperti halnya ekstrak getah pisang. Ekstrak getah pisang memiliki karakteristik unik, yaitu susah dihilangkan ketika menempel pada pakaian, bahkan dengan pencucian berkali-kali menggunakan sabun atau detergent sekalipun (Tim Penulis PPLH Seloliman, 2007).
Menurut penelitian, ekstrak getah pisang mengandung beberapa jenis fitokimia, seperti saponin, flavonoid, lektin, kuinon, antrakuinon, dan tannin, serta tidak mengandung alkaloid, steroid, dan triterpenoid (Budi, 2008). Berikut ini penulis uraikan karakteristik dari masing-masing fitokimia yang ada di dalam getah batang pisang.
1.      Saponin
Saponin adalah glikosida, yaitu metabolit sekunder yang banyak terdapat di alam, terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau sapogenin. Saponin berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai sifat detergen yang baik, beracun bagi binatang berdarah dingin, mempunyai aktivitas haemolisis, dan merusak sel darah merah, tidak beracun bagi binatang berdarah panas, mempunyai sifat anti eksudatif, mempunyai sifat anti inflamatori, dan mempunyai aplikasi yang baik dalam preparasi film fotografi (Anonim, 1990).
2.      Flavonoid
Senyawa flavonoida adalah suatu senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa ini merupakan zat warna ungu, merah, dan biru. Flavonoid memiliki kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon dengan dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Senyawa ini mempunyai kerangka jenis 2-fenilkroman dengan posisi orto pada cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B. Dari 1,3-diarilpropana dihubungkan oleh jembatan oksigen membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin C) (Ross CW Salisbury FB, 1995).
3.      Lektin
Lektin merupakan kelompok protein yang secara spesifik dapat berikatan dengan bagian karbohidrat tertentu dari molekul glikolipid atau glikoprotein. Mayoritas lektin adalah protein non enzim sehingga tidak mempunyai fungsi katalitik, tetapi ada beberapa lektin yang berlaku sebagai protein enzim dengan peranan katalitiknya. Fungsi lektin antara lain sebagai molekul penanda pada sel (cell-cell-recognition). Sebagai contoh, beberapa virus menggunakan lektin untuk menempelkan membran selnya pada organisme inangnya saat proses infeksi. Selain itu lektin juga bermanfaat dalam interaksi serbuk sari-kepala putik (pollen-stigma interactions), hubungan interaksi simbiosis (recognition of symbiotic partners), contoh interaksi antara Rhizobium dengan tumbuhan inang leguminoseae spesifik, mekanisme pertahanan tumbuhan, dan agen mitogenesis atau memicu terjadinya mitosis pada sel (Hyderabad et all, 2010).
4.      Kuinon
Kuinon adalah senyawa yang memiliki struktur dionesiklik terkonjugasi penuh, seperti struktur dalam benzokuinon. Kuinon biasanya dibentuk dari oksidasi amina aromatis, fenol polihidrat, dan hidro karbon polinuklear. Karakteristik reaksi yang paling penting dari kuinon adalah reduksi menjadi bentuk dihidroksi yang sesuai. Dalam larutan asam, p-benzokuinon direduksi secara reversible menjadi hidrokuinon (C6H6O2). Hidrokuinon digunakan secara principal sebagai pereaksi pengembangan dalam bidang fotografi. Padatan dengan warna kuning terang dan bau yang menyengat tajam, sedikit larut dalam air, dan meleleh pada suhu 115oC adalah ciri-ciri benzokuinon. Sedangkan hidrokuinon adalah padatan putih kristal, larut dalam air dan alkohol. Benzokuinon, kadang-kadang secara sederhana disebut kuinon, yang merupakan dua isomer siklo heksa diene dione. Senyawa-senyawa ini memiliki rumus molekul C6H4O2 (Kröger A Lancaster CR, 2010).
5.      Antrakuinon
Senyawa antrakuinon dan turunannya seringkali bewarna kuning sampai merah sindur (oranye). Senyawa ini larut dalam air panas atau alkohol encer. Penelitian menunjukkan bahwa turunan antrakuinon yang tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron dapat berada dalam dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan senyawa gula dalam bentuk glikosida) dan dapat pula dalam bentuk glikosida. Turunan antrakuinon tersebut berfungsi sebagai aglikon (Anonim, 2011).
6.      Tannin
Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara 500-3000, tannin mempunyai sifat yang baik dan cepat mengikat protein dan makromolekul lainnya sehingga tannin bisa mengendapkan protein maupun makromolekul lainnya dari larutan. Secara kimia, tannin sangat kompleks dan biasanya dibagi ke dalam dua grup, yaitu hydrolyzable tannin dan condensed tannin. Hydrolyzable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di beberapa legume tropika seperti Acasia sp. Condensed tannin paliing banyak menyebar di tanaman dan dianggap sebagai tannin tanaman. (Intan Nursiam, 2011).
Selain itu, tannin merupakan polifenol alami yang selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior. Senyawa ini banyak ditemukan pada bagian kulit kayu. Ikatan kimia yang terjadi antara tanin dan protein atau polimer dengan polimer lainnya terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen. Tanin juga memiliki sifat yang mampu larut dalam air atau alkohol, karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, dan mengandung zat yang bersifat anti rayap dan anti jamur (Carter et all, 1978).
Berikut ini penulis sajikan dalam bentuk tabel hubungan karakteristik fitokimia getah batang pisang dengan daya ikat getah pada kain.

Tabel 2
Hubungan Karakteristik Fitokimia Getah Batang Pisang dengan Daya Ikat Getah pada Kain
No
Kandungan Fitokimia
Karakteristik yang Mendukung Daya Ikat pada Kain
Hubungan dengan daya ikat
1.
Saponin
-
-
2.
Flavonoid
-
-
3.
Lektin
-       interaksi serbuk sari dengan kepala putik dan interaksi simbiosis antara Rhizobium dengan tumbuhan inangnya
√√
4.
Kuinon
-
-
5.
Antrakuinon
-
-
6.
Tannin
Senyawa yang digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior dan dan cepat mengikat molekul protein dan makromolekul lainnya
√√√
Keterangan: √√√ (besar), √√ (sedang), √ (kecil), dan – (tidak ada)

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa senyawa tannin memiliki potensi daya ikat paling besar terhadap kain. Selain itu, ada senyawa lain yang juga berpotensi menambah daya ikat tinta sablon pada kain, yaitu senyawa lektin. Sedangkan senyawa saponin, flavonoid, kuinon, dan antrakuinon tidak ada data yang mengindikasikan adanya sifat daya ikat. Di samping itu, batang pisang merupakan limbah perkebunan yang hampir tidak memiliki nilai ekonomi, sehingga biaya produksinya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli penguat tinta dari zat-zat kimia. Dampaknya, penggunaan bahan-bahan kimia sebagai penguat tinta sablon menjadi berkurang.
Berikut adalah tabel perbandingan keunggulan antara teknik transfer paper dengan konsep green digital printing (GDP)  dan teknik transfer paper biasa (TP) serta teknik sablon digital yang lain.

Tabel 3
Perbandingan Keunggulan antara Teknik Transfer Paper dengan Konsep Green Digital Printing (GDP)  dan Teknik Transfer Paper Biasa (TP) serta Teknik Sablon Digital yang Lain
No
Aspek Keunggulan
Teknik Sablon yang Lain
TP
GDP
DTS
TD
CG
TE
TFX
TFK
1.
Hasil sablon tahan lama
-
2.
Full Colour
-
-
3.
Warna Terang
-
-
-
4.
Proses Mudah
-
-
5.
Proses Cepat
-
-
-
-
6.
Investasi Murah
-
-
-
7.
Dapat Diberbagai Bahan
-
8.
Tidak Ada Batas Pesanan
9.
Green
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan: √ (aspek terpenuhi) dan  - (aspek tidak terpenuhi)

Pihak-pihak yang dapat Membantu Implementasi Green Digital Printing

Agar gagasan ini dapat diaplikasikan dalam kenyataan, maka perlu adanya koordinasi yang baik antara beberapa pihak. Pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu inplementasi green digital printing diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Pemilik Industri Sablon Digital
Sebagai pengguna utama ekstrak getah pisang.
2.      Pemilik Perkebunan Pisang
Sebagai pemilik bahan baku ekstrak getah pisang.
3.      MasyarakatUmum
Sebagai pengolah bahan baku menjadi bahan siap pakai.
4.      LIPI atau BPLH
Sebagai penguji dan penjamin kualitas bahan siap pakai yang dihasilkan.
5.      Pemerintah Daerah Setempat
Sebagai pendukung implementasi green digital printing.

Langkah-langkah Implementasi Green Digital Printing

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk merealisasikan konsep green digital printing pada teknik transfer paper dalam industri sablon digital yaitu sebagai berikut:
1.      Studi Literatur
Studi literatur ini untuk meyakinkan argument mengenai konsep green digital printing dalam meningkatkan kualitas hasil sablon transfer paper dan sebagai bahan referensi dalam penerapan konsep green digital printing.
2.      Observasi dan Wawancara
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui lebih dekat permasalahan yang ada dalam industri sablon digital khususnya yang menggunakan teknik transfer paper dan untuk memperkirakan jumlah limbah batang pisang yang dihasilkan oleh perkebunan pisang.
3.      Pengujian Sampel
Langkah ini ditujukan untuk mengetahui kadar tannin dan lektin dalam getah pisang dan untuk  menentukan formula yang tepat dalam proses pencampuran sehingga dapat dihasilkan produk sablon yang berkualitas.
4.      Riset Pengembangan Produk
Di dalam langkah ini akan diteliti mengenai mekanisme produksi, desain produk, biaya produksi, dan peningkatan kualitas produk agar dapat diproduksi dalam jumlah besar.
5.      Sosialisasi
Langkah ini ditujukan untuk memperkenalkan konsep green digital printing pada masyarakat luas. 

Adapun mekanisme produksi yang penulis tawarkan adalah sebagai berikut:

 

KESIMPULAN

Gagasan Penulis 

Gagasan penulis untuk meningkatkan kualitas sablon digital dengan teknik transfer paper adalah melalui penerapan konsep Green digital printing.  Konsep ini menggunakan tinta campuran antara tinta sablon asli dengan dengan ekstrak getah pisang. Ekstrak getah pisang digunakan sebagai bahan campuran karena mengandung senyawa fitokimia tannin dan lektin. Tannin memiliki karakteristik cepat mengikat molekul protein dan makromolekul lainnya serta biasa digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior. Sedangkan lektin dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses  interaksi serbuk sari dengan kepala putik (pollen-stigma interactions) atau interaksi simbiosis (recognition of symbiotic partners) rhizobium dengan tumbuhan inangnya.

Teknik Implementasi Gagasan

Teknik implementasi gagasan yang penulis tawarkan meliputi studi literatur, observasi dan wawancara, pengujian sampel, riset pengembangan produk, dan sosialisasi.

Prediksi Hasil

Prediksi hasil penerapan konsep green digital printing dengan teknik transfer paper dalam industri sablon digital adalah hasil sablon menjadi green, sukar retak, sukar pudar, dan lebih tahan lama tanpa menghilangkan kelebihan teknik transfer paper sebelumnya yaitu, investasi murah, dapat diberbagai bahan, tidak ada batas pesanan, proses sablon cepat dan mudah, warna sablon terang, dan dapat full colour.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1990.Saponin untuk Pembasmi Hama Udang.<http://www.iptek.net. id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=3&doc=3d7> Diunduh 20 Februari 2012.
Anonim.2010.Cara Sablon Kaos dengan Transfer Paper.<http://www.scribd. com/doc/27840927/Cara-Sablon-Kaos-Dengan-Transfer-paper>. Di unduh 3 Februari 2012.
Anonim.2010.Sablon Sparasi pada Kaos.<http://gallerydigital.blogdetik.com/ tag/katun-coating/>. Diunduh 4 Februari 2012.
Anonim.2011.Apa Definisi Glikosida Antrakuinon.<http://www.artikelkimia. info/apa-definisi-glikosida-antrakuinon-51301515092011> Diunduh 14 Februari 2012.
Anonim.2011.Sablon Digital Kaos.<http://grafika.merbabu.com/2011/03/19/ sablon-digital-kaos/>. Diunduh 14 Februari 2012.
Anonim.2011.Sablon Kaos Bahan Flex.<http://sentradigitalsablon.com/2011/ 12/21/sablon-kaos-bahan-flex/> Diunduh 16 Februari 2012.
Anonim.2011.Sablon Kaos Digital Sublimation.<http://alatsablondigital.com/ sablon-kaos-digital-sublimation>. Diunduh 4 Februari 2012.
Beka, Widhi.2010.Proses Flock pada Sablon Kaos.<http://haxims.blogspot. com/2011/05/cara-proses-sablon-flock-pada-sablon.html> Diunduh 14 Februari 2012.
Carter et all.1978.Functional Stability of Retinal Ganglion Cells after Degeneration-Induced Changes in Synaptic Input.<http://www. jneurosci.org/content/28/25/6526.full.pdf>. Diunduh 20 Februari 2012.
Hariyadi, Slamet.2007.Seni Desain Tracing CorelDRAW X3+CD.Jakarta:Elex Media.
Kompas.2008.Sejarah Distro Yang ada di Bandung.<http://pusatkaos.wordpress. com/tag/pesan-kemeja-perusahaan/>. Diunduh 3 Februari 2012.
Lordbroken.2011.Usaha Sablon Kaos Digital.<http://lordbroken.wordpress. com/2011/05/03/usaha-sablon-kaos-digital/>. Diunduh 4 Februari 2012.
Nursiam, Intan.2011.Anti Nutrisi dan Mycotoksin.<http://intan nursiam.word press.com/2011/03/05/antinutrisi-dan-mycotoksin/> Diunduh 14 Februari 2012.
Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2.<http://id.wikipedia.org/wiki/Flavonoid> Diunduh 20 Februari 2012.
Tim Penulis PPLH Seloliman.2007.mari MELUKIS dengan PEWARNA ALAMI. Mojokerto:PPLH Seloliman.

5 komentar:

  1. Mas Heriawan,saya bisa minta no telpnya??

    BalasHapus
  2. maaf mas, apakah sudah menjual jenis tinta tersebut?

    BalasHapus
  3. Mas Heriawan.. apa bisa minta detail pembuatannya, atau bersedia join untuk produksi bersama green digital printing ini mas??

    BalasHapus
  4. maaf kka , boleh minta detail pembuatan ny gga ??
    kalo boleh inbox di email saya dong :D
    terimakasih sebelumnya kka :D

    BalasHapus