Oleh Heriawan
A.
JUDUL
Pengolahan Minyak Jelantah menjadi Bahan Bakar Kompor Alternatif melalui Proses Transesterifikasi pada Warung Makan
Pondok Bunda di Daerah Sekeloa
Bandung.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan survai acak yang telah penulis lakukan terhadap sepuluh pemilik warung makan yang
ada di daerah Sekeloa Bandung pada tanggal 19 September 2011, tujuh diantaranya mengeluh terhadap
keputusan pemerintah yang telah mensubtitusi minyak tanah ke gas. Mereka menganggap
harga gas masih mahal, meskipun terkesan lebih murah jika dibandingkan harga
minyak tanah saat ini. Keputusan tersebut juga menyisakan beberapa persoalan,
seperti tingkat keamanan pemakaian gas
yang rendah dan cara pemakaiannya yang lebih sulit dan harus lebih berhati-hati
dibandingkan dengan minyak tanah, ujar beberapa pemilik warung makan saat
penulis survai.
Sementara itu, penulis juga mengamati bahwa warung makan-warung makan yang ada di sana menghasilkan minyak jelantah yang cukup
banyak setiap harinya. Dalam proposal ini, penulis menyoroti secara khusus
warung makan Pondok Bunda, yaitu warung makan yang akan dijadikan mitra kerja
oleh penulis. Warung makan tersebut setiap harinya menghasilkan sekitar 1 kg
minyak jelantah. Minyak jelantah tersebut biasanya dibuang ke saluran air,
diberikan ke orang lain, dan terkadang digunakan kembali untuk menggoreng. Kebiasaan tersebut
jelas-jelas akan berbahaya terhadap kesehatan konsumen dan lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, penulis ingin mengadakan kerjasama dengan pemilik warung untuk
mengolah minyak jelantah yang dihasilkannya menjadi bahan bakar kompor
alternatif.
Proposal
PKM-T yang penulis angkat ini juga didukung oleh pendapat Safriadi, seorang perekayasa dari BPPT.
Beliau memandang bahwa pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar kompor
alternatif dapat dijadikan alternatif solusi untuk mengatasi kelangkaan elpiji yang kadang terjadi, harga
minyak tanah yang melambung, dan ketakutan sebagian masyarakat terhadap ledakan
tabung elpiji. Beliau juga menjelaskan bahwa bahan bakar kompor alternatif dari
minyak jelantah berpotensi menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan, karena
dalam proses pembakarannya hanya menghasilkan sedikit gas Sulfur, CO2,
dan CO, sehingga mendukung Inpres Nomor 1 Tahun 2006 tentang pemanfaatan bahan
bakar nabati sebagai bahan bakar ramah lingkungan (http://www.ristek.go.id/?module=News%20News& id=5131).
Sementara
itu, bahan bakar alternatif ini juga dapat meningkatkan independensi suplai bahan bakar karena dapat diproduksi
secara lokal dan merupakan renewable energy. Safriadi juga menyatakan bahwa bahan bakar tersebut baru akan meledak
ketika terkena temperatur diatas 300oC,
sehingga relatif lebih aman dibandingkan gas (http://www.ristek.go.id/?module=
News%20News&id=5131). Dengan
demikian, proposal PKM-T yang berjudul ”Pengolahan Minyak Jelantah menjadi
Bahan Bakar Kompor Alternatif melalui Proses Transesterifikasi pada Warung
Makan Pondok Bunda di Daerah Sekeloa Bandung” dapat dijadikan alternatif solusi
untuk sedikit mengatasi permasalahan energi, permasalahan lingkungan, dan
kebiasaan buruk menggunakan minyak jelantah secara berulang yang ada di
masyarakat khususnya warung makan Pondok Bunda.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar kompor alternatif?
2. Apa dampak kerjasama ini terhadap mitra
kerja, masyarakat, dan lingkungan sekitar?
D.
TUJUAN
Untuk mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapi mitra kerja, yaitu mahalnya biaya pembelian bahan bakar, tingkat keamanan
pemakaian gas yang rendah, dan cara pemakaian gas yang lebih sulit dan harus lebih berhati-hati dibandingkan
minyak tanah.
E.
LUARAN
YANG DIHARAPKAN
1.
Dihasilkannya bahan bakar kompor alternatif yang murah,
aman, dan mudah pakai.
2.
Mitra kerja mampu mengolah minyak jelantah yang
dihasilkannya dan memakainya sebagai pasokan bahan bakar dalam kegiatan
usahanya.
F.
KEGUNAAN
1. Bagi mitra kerja
a. Mengurangi
biaya pembelian bahan bakar.
b.
Memberikan
keamanan pemakaian bahan bakar.
c.
Memberikan
kemudahan pemakaian bahan bakar.
2. Melindungi konsumen terhadap produk-produk makanan hasil olahan minyak jelantah.
3.
Mengurangi pencemaran air dan tanah dari minyak jelantah.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Proses Transesterifikasi
minyak jelantah adalah proses yang mereaksikan alkohol (metanol) dengan trigliserida
dari minyak jelantah untuk memutuskan tiga rantai gugus ester dari setiap cabang
trigliserida. Proses ini memerlukan panas dan katalis basa dengan hasil reaksi berupa metil
ester (Erliza
Hambali, 2008). Alkohol
akan menggantikan gugus alkohol pada struktur ester minyak jelantah dengan
bantuan katalis. Proses ini bertujuan menurunkan viskositas (kekentalan) minyak
jelantah agar pembakarannya sempurna dan tidak menimbulkan endapan (Erliza Hambali, 2008).
H.
METODE
PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang akan kami lakukan secara umum terdiri dari tiga
tahapan, yaitu sebagai berikut:
Tahap 1 Pengenalan
Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu
pengumpulan minyak jelantah oleh mitra kerja, pembuatan bahan bakar kompor
alternatif oleh pengusul proposal, dan penggunaan bahan bakar kompor alternatif
oleh mitra kerja.
Tahap 2 Pelatihan
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan pada tahap ini sama dengan
kegiatan-kegiatan pada tahap satu, hanya saja pada saat pembutan bahan bakar
kompor alternatif, pihak pengusul proposal hanya bertugas memandu, sedangkan
pelaku kegiatan adalah mitra kerja.
Tahap 3 Pemantauan
Kegiatan-kegiatan pada tahap tiga juga tidak berbeda dengan
kegiatan-kegiatan pada tahap satu dan dua, hanya saja pelaku kegiatan secara
keseluruhan adalah mitra kerja, sedangkan pengusul proposal hanya bertugas
memantau kegiatan.
Selanjutnya penulis akan menjelaskan proses
pengolahan 5 L minyak jelantah menjadi bahan bakar kompor alternatif, yaitu sebagai berikut:
Tahap 1 Pemisahan
a. Bahan: b. Alat:
Minyak Jelantah : 5 liter Mixer :
1 buah
Methanol : 1,25 liter Panci 10 liter : 1 buah
NaOH : 30 gram Penyaring : 1 buah
Teko 3 liter : 2 buah
Pemanas : 1 buah
Thermometer : 1 buah
b. Proses:
1) Minyak jelantah disaring, dipanaskan 120oC,
dan ditahan 5 menit.
2) Methanol dimasukan ke dalam teko, ditambah
NaOH sambil diaduk dengan mixer, campuran ini disebut larutan Lye.
3) Panaskan minyak jelantah 55oC,
masukkan larutan Lye sedikit demi sedikit kedalamnya sambil diaduk dengan mixer
selama 1 jam.
4) Tuangkan minyak ke dalam wadah dan biarkan
selama 8 jam. Setelah itu akan terlihat dua lapisan, lapisan atas berwarna coklat
kemerahan dan lapisan bawah berwarna hitam (gliserol), selanjutnya pisahkan.
Tahap 2 Pencucian
a. Alat : Wadah bening 10 liter 1 buah
Bahan : Air 1,25 liter
b. Proses:
Masukan air 1,25 liter ke dalam lapisan coklat
kemerahan dan aduk selama 1 menit dan diamkan selama 4 jam. Setelah itu akan terbentuk
dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning kecoklatan dan lapisan bawah berwarna
putih susu. Pisahkan kedua lapisan dan panaskan lapisan kuning kecoklatan pada
suhu 120oC selama 5 menit. Lapisan kuning kecoklatan itulah yang
digunakan sebagai bahan bakar kompor alternatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar